August story 2016

I thought everything is going to be alright in the right time. But, in the end i can not avoiding the guilty feeling; about how much time that i wasted, about how much money that my parents spent, about my parents and family feeling about my future. Even though i do not know what is going to happen, let’s fight! Working hard till my bone aches, working hard till my last blood drop, crying hard till difficult to breath. If that bad things still happen, let’s think another way... later..  while always praying everything is alright, while always praying that bad thing never come, while always being positive to Allah SWT. Mudahkan segala urusan hamba yaaa Allah.. aamiin... ^_^



CERITA AGUSTUS 2016

August 15, 2016

Minggu pagi yang cerah sedikit mendung. Meski males rasanya untuk keluar rumah, pada akhirnya keluar juga. Setelah sarapan kenyang, mandi pagi, langsung cabut berangkat ke Superindo. Agenda hari itu adalah arisan, yang saat itu temanya masak-masak gimbap, yang berujung bikin gimbap, mi instant rasa kimchi pake sekaleng tuna, dan bibimbap ala intan juga ketambahan lutis yang Hajar bawa. Kelompok arisan ini berawal dari ide si Hajar, yang sebenernya intinya supaya bisa slalu ketemu stiap bulan. Sudah sekian bulan arisan ini berjalan. Sudah belasan tahun pertemanan kami berjalan.
Inti dari saya ke Superindo itu adalah beli bahan-bahan untuk memasak. Setelah saya menawarkan diri kalo saya akan bawa minyak wijen, rumput laut dan mi. Sayangnya di superindo tidak menjumpai rumput laut yang saya inginkan untuk membuat kimbap. Then, langsung cuss ke Mirota Kampus dekat MAN 1, yang tadinya saya udah di Superindo jakal. Dimana sebenernya acara arisan ini di rumah Teteh di jakal. Setelah dapet semuanya, langsung ke rumah Teteh. Sebenernya tadinya saya pikir saya udah telat banget itu, bayanginnya udah pada marah aja mereka. Eh, ternyata baru ada si Mita di rumah teteh... seneeeeng... teteh and mita lagi motongin bayem. Sebenernya gaya saya dan gaya si mita tentang bikin kimbap agak berbeda, akhirnya, jadilah Cuma suruh-suruhan, “sana Mit itu telurnya,” ato “Ta, ini mau seberapa?” begitulah... hahahaha... dan itu terus berlanjut sampai Banin datang. Semua nggak kerasa, bahkan teteh yang diam tapi banyak kerja di dapur, bahkan sampai pada semuanya pulang, nggak kerasa. Capeknya nggak kerasa. Masak-masak pun selesai, Tiara dan keluarga kecilnya juga sudah sampai rumah teteh, setelah perjalanan begitu jauh dari imogiri menuju jakal. Yang critanya tiara mau bikin video kita belanja dan masak-masak, akhirnya nggak jadi. Tiara dan keluarga nyampenya siang, dan kami yang menunggu keburu lapar, mau sedikit ngrekam ternyata kameranya juga batre abis.
Dan makan-makan dimulai, mulai dari makan kimbap (yang rasanya berbeda dari yang saya buat),  kimchi ramyeon with tuna, bibimbap tanpa gochujang (yang sebenernya saya kaget waktu di superindo mendapati gochujang ternyata mengandung alkohol), dan lotis pedesnya hajar. Kocokan juga dimulai. Banin yang ngambil, dan yang beruntung mendapatkan arisan bulan ini adalah rosi. Intinya, kita semua harus transfer. Karena ini antara jogja dan kebumen.
Selain masak-masak, makan-makan, dan arisan, ada hal lain. Ketemu mita yang aku ngrasa sebagai tempat untuk jaitin baju paling enak. Suka sama jaitannya, tapi sayangnya dia nggak pernah mau bikinin baju. Gamisku sudah jadi, simple sebenernya karna aku Cuma minta dikecilkan. Dan itung-itungan pembayaran, karna dia sering banget nggak mau dibayar. Padahal aku jait di dia udah banyak banget. Dan dia cerita, Mita akan ninggalin Jogja sekitar satu tahun, berangkat september ini, balik jogja november depan. Dia menuju Aceh, menjadi tenaga pengajar disana. Sedih, nggak percaya, aneh, dan masih nggumun. Dia ini temen yang seringkali sepikiran tentang obrolan apapun kita, makanan, tontonan, tempat nongkrong. Dia ini juga temen yang siap nge permak pakaianku kapanpun dengan sistem bayar yang santai. Dia ini juga temen yang paling enggak pernah ninggalin jogjakarta. Jadi, bagaimanapun dan apapun, sukses terus yaaaa mit... profesi guru itu mulia nya dunia akhirat. Semangat mita.. fighting.. ^_^
Hal lain kedua adalah transaksi pembelian jillbab sama tiara, aku pembeli dan tiara penjual. No problem here, tapi karena aku belinya banyak banget, yang habisnya sampai satu juta-an, macem-macem warna, sekitar 12 macam warna dan 2 macam model jilbab. Sempet ditanya “untuk apa ta, beli banyak banget?” “Cuma titipan ummi” kataku waktu itu. Dan ternyata sama ummi dipakai untuk sendiri semua kerudung itu... ^_^  Dan begitulah profesi ibu rumah tangga, jualan, bisnis kalo bahasa kerennya. Sembari mengurus dua anak yang masih kecil-kecil. Jadi teringat ummi dulu, waktu aku masih kecil, waktu adikku baru satu, ummi juga punya bisnis, tak jauh beda seperti tiara. Saat itu ummi jualan sprei, gorden, tupperware, dan banyak yang lain. Perjuangan wanita, pengorbanan seorang ibu, luar biasa, karena aku melihat sosok ummi, dan kini kulihat kawanku sendiri.
Pertemuan arisan ini ditutup dengan ngopy film dan drama. Setelah mita pulang duluan karena mau packing, banin menyusul karena ada janji di amplas, tiara dan keluarga kemudian karna rumahnya jauh, tinggallah aku dan hajar yang masih bertahan di rumah teteh. Sembari nunggu hajar dijemput, kami melanjutkan makan, dan ngopy film juga drama. Dan kemudian sepi, tinggal teteh dan aku. Dan masalahku adalah klo sama teteh itu bisa tumpah, penting nggak penting bisa aja keluar smua, tapi, lebih serunya lagi adalah dengerin kisahnya yang macem-macem. Kali itu tentang perjalanan pertamanya menuju Australia, dari deg-degannya visa nggak jadi, lamanya antri di imigrasi, dan waspadanya nyetir di negeri orang, bahkan sampai ngedumelnya dalam hati. Ini ni, teteh. Klo crita lengkap banget. Sampai kita sambil makan, sambil tiduran, sampai akhirnya mamah papah teteh pulang, dan adzan isya berkumandang. Saatnya aku pulang ke rumah. Merindu ummi, merindu adik-adik-adik.... ^_^


August 17, 2016

Selamat ulang tahun Indonesia !! di usia ke 71 semoga Indonesia menjadi lebih baik, semakin maju, dan rakyat makmur.
Tadinya udah ada janji sama teteh untuk nonton 3 skrikandi di Lippo mall rabu itu, 17 agustus 2016. Tapi kemudian aku ragu mall buka ato nggak, sampai akhirnya aku batalkan dan justru ada agenda lain sama mbak-mbak 579. Dan agendanya itu juga di mall. Hartono mall. Aku bukan orang yang suka main wahana-wahana sebenernya, bahkan untuk wahana paling tidak menakutkan jadi bisa menakutkan. Tapi mbak-mbak ini, sepulang upacara bendera, yang kemudian lanjut sarapan soto, sudah siap menungguku di fun world hartono mall. Inti dari ke fun world sih mau nyobain roller coaster mini nya. Tetep aja yaa... takut buat aku. Hahaha... waktu sampe, mbak-mbak berdua ini sudah menanti dan sudah main beberapa games. Aku tinggal join, tanpa ikut patungan bayar buat main (yang bikin aku nggak enak sekaligus alhamdulillah.. hhe.. :D ). Dari game kekuatan yang mukul palu, naik ayunan yang kenceng, roller coaster mini, karaoke, mukulin hantu yang keluar dari lobang, sampai mancing. Dimainin semuanya. Sampai akhirnya terkumpul 62 tiket. Yang saat ini masih kubawa dan kupegang. Setelah main-main cukup lama yang terasa sebentar, kami mencari atm. Butuh uang cash soalnya, hehehe... tapi kemudian berhenti di sebuah toko alat pijat. Kursi pijat, alas duduk pijat, alat pijat kaki. Itu gara-gara mbak ke dua yang menawari untuk pijat gratis, dengan semacam kartu yang dia punya. Ternyata karna mamanya kemaren habis beli di situ. Alhamdulillah aku nyoba hal baru saat itu. Biasanya kalo di rumah pijat ikan hiu, di mall pijat kaki, pijat lutut, pake alas kursi pijat yang terasa di punggung, bokong, leher, kepala. Wuuuiiiiiiiiih............ uenak betuuuuuullllll...... enak tenan wis... lebay sih, tapi beneran. Sebanding lah yaa sama harga alat-alat itu yang jutaan.. Subhanallah... aku pengen beli. Hehehe... rasanya tu kayak digelitik, tapi lembut kuat. Hm.... gimana ya deskripsikannya. Nyoba sendiri tu emang lebih enak daripada Cuma diceritain. Klo disana Cuma mau nyoba thok boleh kok, tanpa harus beli. Bayar kayaknya, tapi gak mahal. tetep aja pijetan ummi and ammar lebih sakit, kuat, mantep. Setelah pijetan enak, kami pun lanjut untuk makan siang, karna KFC belum ada di Hartono Mall, maka berlanjut ke tempat kita biasa menutup perjumpaan, Bee’s. Kita berpindah ke Galeria mall untuk lunch di Bee’s. Karna kami naik motor sendiri-sendiri, maka kami langsung jumpa disana. Dalam perjalanan menuju Gale, saya berhenti di dua tempat; atm niaga dan masjid Nurul ashri.
Pemandangan bukan asing sebenernya ketika mampir sholat dhuhur di masjid tersebut. Tapi, cukup mengena. Banyaaaak banget santri yang masih kecil-kecil, skitar SD dan SMP ada disana. Tahfidzul Qur’an, muraja’ah, banyak yang tertidur dari lelahnya hafalan. Tertidur yang berpahala, keramaian yang menenangkan. Jadi ingat masa lalu, ketika masih di asrama, dua jam pelajaran tahfidz, stiap lima menit minimal satu ayat. Rasanya sampai haus banget, ngantuk banget. Dan ustadzah gak pernah nglarang untuk minum dulu, istirahat dulu. Herannya, setelah gede begini, saya baru nyadar, “kok dulu nggak pernah kepikiran untuk nyalip hafalan temen-temen ya? Kali aja dengan rasa kompetitif itu bikin hafalan jadi lebih banyak.” Tapi, aku seneng dengan rasa tidak kompetitif yang aku punya. Santai aja hidup gitu. Hehehe... meski terkadang nampak aneh bagi sebagian orang. Dan perjalanan menuju gale berlanjut.
Langsung antri di Bee’s. Sebelumnya karena parkiran gale selalu penuh, jadilah parkir di pinggir jalan yang rame banget itu. Balik ke Bee’s, cheesey cheese yang aku pengenin stocknya kosong, akhirnya pesen korean beef bulgogi. Enaaaak.... dan kami berkisah macam-macam. Aku crita udah punya pekerjaan, tinggal nunggu masuk kerja oktober nanti. Tapi skripsi belum kelar juga. Lalu kami ngebahas kado baby untuk mbak ke dua, ngomongin tempat pizza yang kami baru tau keberadaannya. Dan begitulah, kisah terus mengalir, bergantian berkisah, bersama-sama mendengarkan. Ternyata sembilan bulan waktu yang cukup lama. Sampai di hari kemerdekaan kita bisa jumpa lagi, hangout bareng-bareng lagi. Setelah sekian lama. Perjalanan di gale kami akhiri dengan mbak pertama harus pulang lebih dulu. Rumahnya juauuuuuuuh bangeeeet..... yang tadinya kami bertiga mau pamit-pamitan, mau sama-sama pulang, akhirnya mbak pertama pulang duluan. Karena aku kepengen ngicipin jumong. Hahaha... aku dan mbak ketiga pun kembali masuk ke gale, muter-muter nyari kamar mandi, juga nyariin jumong. Yang ternyata jumong itu eskrim yang dimasukkin ke adonan roti/pancake/leker empuk yang bentuknya ikan. Enak sih klo di mulutku. Hahaha... makan jumong di pinggiran kolam ikan indoor di gale itu ternyata bernuansa nyantai banget yaa.. baru nyadar, sambil crita-crita tentang hidup, keluarga, sampai drama. Jumongku akhirnyahabis. Dan kami memutuskan untuk karaoke. Happy puppy. Setelah beberapa pertimbangan happup mana kita akan tuju, akhirnya diputuskan untuk kembali ke hartono mall. Kita ke happup hartono mall, yang ternyata aku baru tau karena baru pertama kali kesana, di happup sana cenderung lebih sepi. Suka aku jadinya. Hahaha... mbak ketiga nyanyi lagu ballad, slow, dan aku milih lagu big bang, kat dahlia. Haha... setelah seharian hangout bareng 579, seneng rasanya. Dan maghribpun menutup perjumpaan kami hari itu. Seneeeeng..... ^_^


August 18, 2016

Siang itu hapeku berdering, saat aku sedang begitu ngantuk, males ngangkat, feeling udah nggak enak soalnya. Tapi berdering lagi, saat aku nyaris tertidur, tetap kuabaikan. Namun, kembali berdering, saat aku berada diawal mimpu. Kuangkat, pada deringan ketiga itu akhirnya kuangkat telepon itu. Kakakku ternyata. Aku tidak begitu ingat apa yang kami obrolkan waktu itu. Tapi ketika ia menanyakan kabar tugas akhirku, seketika aku menangis. Dia berasumsi bahwa aku nggak lagi serius mengerjakan skripsi karna aku sudah dapat pekerjaan. Padahal, bukan itu. Meskipun tidak ku ucapkan lewat kata-kata, otakku bicara. “bukan begitu kakak, aku nyari kerja karna aku hilang percaya diri jadi sarjana, aku nyari kerja karna udah nggak yakin bisa menyelesaikan, aku nyari kerja karna nggak mau lagi minta-minta ke ummi abah di usiaku yang tak lagi muda. Aku tua. Terlalu tua untuk terus mengemis ke orang tua. Aku 25 menuju 26. Belum lulus kuliah, belum menikah. Satu-satunya hal yang bisa dilakukan itu nyari uang”. Itu satu-satunya yang ada di pikiranku ketika mendaftar di sebuah perusahaan. Dan itu yang ingin kusampaikan. Aku nggak mau berekspetasi akan apapun: Tentang masa depanku, tentang cinta, bermimpi pun aku tak berani. Go with the flow aja gak papa kan?
Dan telpon dari kakakku kuputus.
Setelah itu, aku nangis seharian.


August 19, 2016

Malam itu hape kembali berdering. Telpon dari abah. Kuangkat, bicara, seperti biasanya. Kupikir seperti yang lalu-lalu, abah menelpon ke hape kami, ujung-ujungnya nyari ummi untuk bicara. Karna hape ummi terkadang tidak bisa dihubungi. Tapi ternyata bukan.
Abah sengaja menelpon ke hapeku karna memang ingin bicara denganku. Terkait hal yang sama dengan yang kakakku katakan. Kuliah, skripsi, tugas akhir. Dan lagi, aku Cuma bisa nangis, sakingnya aku cengeng, tapi saat abah nelpon, aku betul-betul nggak bisa mikir apa-apa. Kemarin kakakku ngasih semangat, supaya aku bisa kembali bertanggung jawab. Kali itu abah ngasih harapan, karna sebenenrnya masih bisa diusahakan. “Mau lanjut? Ato nyerah yang berarti drop out?” itu kata abah. Lanjut. Bismillah.
The most difficult and hardest one is manage my emotion and managing my mood. So sad... i’m so sad... L again, nangis seharian. Menyadari selama ini ummi abah nggak begitu ngejar-ngejar, yang selama ini aku merasa mereka hanya mengingatkan, menyemangati, dan percaya. Baru kali ini aku merasa dikejar. Terutama oleh waktu, aku yang menua, skripsi yang harus diselesaikan. Let me cry.


August 20,2016

Sabtu sore yang hatiku masih dirudung rasa bersalah. Ummi masak-masak. Dari bikin adonan semacam roti tawar, roti isi abon, roti ini coklat, roti isi pisang, sampai bikin pizza.. dengan oven sekecil itu, dengan masakan sebanyak itu. capek banget hari itu. Tapi karna rasanya enak, jadinya suka... aku tak lagi begitu sedih. Tapi bibirku masih bungkam. Dilanjutkan adik pertama dan ketiga bikin es krim malam itu. Enakkkk... nggak sabar.
Dan aku tidur paling akhir, setengah dua belas malam, di malam minggu. Dengan berbagai pikiran berkecamuk, dengan segala macam emosi tertahan. Tapi aku berhasil. Untuk bersikap tak ada apa-apa.


Aaugust 21, 2016


Minggu pagi, lelah betul-betul terasa. Pegel-pegel ini badan rasanya. Ummi masih lanjut masak-masak hari itu. Bikin seblak puedes banget, bkin tahu bulat, dan isian untuk samosa. Seru sih... kenyang juga sih... meski masih banyak hal mengganjal. Maafkan saya, ummi abah.... this kind of things should not be happened. I’m sorry. Really sorry. :(



August 22, 2016

Senin pagi yang hawanya lemes banget. Tiba-tiba, dengan ummi masih mengenakan mukena selepas sholat subuh, dengan perlahan berkata, “Int, kata abah perlu untuk ketemu dekan. Minta perpanjangan waktu. Bulan depan mulai DO. Dan mbak ketiga udah nyoba ngomong sama bapaknya itu. Brarti mbak ketiga sayang and perhatian lho int. Trus nanti biar abah nelpon dari papua.” Aku terdiam. Sebenernya aku bingung, ada apa dengan mbak ketiga ini sampe ada namanya disebut ummi abah. Seketika, perasaan bersalah menyelimuti. Aku diam hari itu, takut salah bicara, takut menyakiti, takut menyinggung. Entah kepada siapa.
Kumulai wasap ku ke mbak ketiga dengan pertanyaan wajar,
“hari ini ada agenda apa mbak?”
“di kampus aja dek, tpi fleksibel waktunya. Kenapa dek?” balasnya.
“hm.. mbak.. aku perlu ngadep dekan ya mbak? Minta waktu gitu.” Tanyaku ragu, sungguh ragu, dalam posisi hati ini kalut.
“buat ngomongin studimu ya dek? Ngadepnya ke IP nduk bukan pak dekan.”
“IP ? tadi pagi ummi bilang aku perlu ngadep dekan. Minta perpanjang 1 semester. Dan abah juga perlu nelpon dekan. Sakjane aku bingung. Emang beneran bisa mbak? Kupikir gak ada harapan, DO ya udah DO aja.” Jawabku panjang, penuh ragu, bingung, dan gk percaya.
Obrolan kami berlanjut.
“bukan pak dekan dek, tapi IP. Kejauhan kalo ke pak dekan.. bisa dek, kemari aku ketemu bapaknya yang di IP, ngobrolin kamu.. dan beliau bilang kalo kayak kasusmu, itu pasti bisa dibantu dengan kasih extension  1 smstr, soalnya kan kamu tinggal skripsi aja. Ayo nduk ngadep bapaknya nanti kutemenin kalo perlu...”
Dan aku nangis. Lagi. Setelah bincang dengan kakakku, setelah bincang dengn abah, kali ini bincang dengan mbak ketiga, yang bahkan nggak ada hubungan darah. Bercampur semua. Haru, terharu, juga merasa bersalah karena ternyata persoalan skripsiku merepotkan banyak pihak. Awalanya aku pasrah, Sejak ramadhan tahun ini. Yang mana aku sangat sadar waktuku di kampus hanya sampai september dengan toefl belum 570 juga dengan literatur review yang nggak juga kelar. Rencana awalku membiarkan diriku di DO, tanpa bilang orang tua. Yang sebenernya nggak mungkin juga orang tua nggak tau.
Berawal dari perbincangan abah yang kemudian disusul mbak ketiga. Aku merasa mulai ada harapan. Kesempatan baru, meskipun sebentar tapi kuharap cukup. Mengejar semua: toefl, skripsi, kompre, pendadaran.
Dan aku masih penasaran.
“kok ummi abah bisa tau mbak, klo mbak ketiga habis ketemu bapaknya IP?”
“hehe.. aku memang yang bilang ke abah dek soal itu..”
“lha mbak ketiga tau nomer abah darimana?”
“dari adik pertamamu dek...”
Dan aku mikir lagi. Adikku bahkan terlibat. Dan aku bukan kakak yang baik, yang bisa memberi contoh. Buka puasa senin itu.. tak juga mengembalikan tenagaku.



August 23, 2016

Selasa. Tidak sedang puasa. Dan merasa sangat lapar. Pulang nganter skolah adik kedua, aku langsung makan. Lupa aku sarapan apa waktu itu. Tapi betul-betul sangat kenyang. Sampai akhirnya jam ba’da dhuha aku tertidur. Dan dzuhur pun segera menjelang. Ummi mulai bertanya kapan aku ke kampus? Kapan aku bertemu IP? Abah udah nanyain ummi terus dan sudah nelpon beliau.
Setengah merasa bersalah, setengah sedih aku langsung mandi. Langsung cuss ke kampus saat itu juga. Gedung IP sepi. Adzan dhuhur berkumandang di masjid FE ini. Sholat berjamaah setelah sekian lama. Menenangkan hati, ngilangin berbagai macam pikiran aneh-aneh. Kemudian aku sms bapak IP tersebut. Ternyata beliau tidak di kampus hari selasa dan rabu ini. Aku diminta meng-sms beliau lagi di hari kamis.
Diam sejenak.
Aku pulang. Membawa es coklat susu dan milkshake taro. Khawatir ditanya-tanya ummi abah. Aku merasa mulai takut, dengan pertanyaan yang tertuju untukku.


August 24, 2016

Rabu pagi. Pulang nganterin sekolah adik kedua, langsung makan gethuk pesanan ummi. Tak lama, ngosek kamar mandi sampai capek. Haha.. lebay.. dan tertidur sampai jam 11 siang. Ba’da dhuhur aku ada janji sama teteh. Setelah membatalkan yang tanggal 17 kemarin. “o.. yeee.. nonton winter in tokyo hari ini”.. itu yang ada di pikirku. Aku datang ke JCM hari itu cukup terlambat. Lebih molor dari waktu yang dijanjikan. Teteh sudah menunggu disana. Begitu kami beli karcis tiket, ternyata winter in tokyo sudah berubah jam tayang hari itu. Semula yang kita kira akan tayang jam 2 siang, ternyata malah mundur jadi jam 4 sore. Kecewa aku, sedih, sebel. Semestinya kan paginya aku cek lagi tentang jam tayang, soalnya suka berubah sewaktu-waktu.
Dan Secret Life of Pets yang menjadi pilihan kami. 3D. Setelah teteh menawarkan movie yang berjudul lights out, yang itu film horor serem. Dan kemudian kami menunggu satu jam. Bukan waktu yang lama ternyata untuk ngobrol. Dari ngobrolin pasangan orang asing, kehidupan teteh di Malaysia, liburan teteh di Australia, kehidupan adeknya teteh di Prancis, arisan, temen-temen f2j smua diomongin. Sampai-sampai ngobrolin hal nggak penting seperti “mall mana yang belum pernah teteh singgahi?” hehehe...
Dan waktu menunjukkan 14.30 WIB artinya teater 2 sudah dibuka. Pertama kali ini buat saya nonton bioskop 3D. Begitu masuk ternyata ada begitu banyak anak-anak, pasangan-pasangan, juga keluarga. Rame pokokknya...
Seketika sebelum bioskop dimulai, saat lampu sudah dipadamkan, aku ngrasa seperti ada anak kecil perempuan berdiri didekat pintu exit dengan dress warna merah. Memandang ke arah kami penonton. Semula tak acuh. Kuperhatikan nampak tidak ada apa-apa, tidak kuperhatikan justru seperti muncul di ekor mata. Dalam gelap.
Secret Life of Pets 3D berakhir. Setelah banyak tawa dan tegang. Lampu mulai menyala. Ternyata sosok gadis kecil ber dress merah itu tidak ada. Hanya imajinasi. Karna ternyata sosok merah itu adalah tabung pemadam kebakaran. Hahahaha....
Pertemuanku dengan teteh cukup sekian, berpisah di 16.30 WIB. Teteh mampir Hypermart nyari teri, aku jemput adik kedua. Juauh.... banget...


August 25, 2016

Kamis, saur sendiri. Hati terasa tiba-tiba sepi. Hari itu tidak nganterin adik kedua ke sekolah. Adik pertama yang mengantar. Mumpung. Aku bisa ke KRPH.
Di akhir pengajian, ketika aku menulis absen, tanpa sadar, ada yang menoleh kearahku, menatapku sesaat kemudian, “oh, intan!”dengan nadanya yang terkejut. “daritadi duduknya sampingan ternyata. Untung taunya barusan yaa.. kalo enggak nanti kita malah ngobrol.”
“iya.” Jawabku sambil pringas pringis.
“ummi mana? Ngapain di rumah?”
“adik ketiga masuk angin, sejak senin. Jadi ya gak bisa kemana-mana bu. Di rumah aja.” Jawabku seadanya.
“gimana kuliah? Udah wisuda?” tanyanya. Dan jleb, jleb. Ngena lagi ini hati.
“hehe.. belum. Masih proses menuju wisuda.” Jawabku sambil mringis.
“siapa yang nganter jemput adek kedua dan ketiga.”
“saya sama adik pertama.”
“kenapa nggak sekalian?”
“klo lagi ada adek pertama dan lagi memungkinkan untuk nyetir mobil biasanya langsung sekalian.”
“lha kamu belum bisa nyetir? Bisa paling Cuma nggak berani kan?”
“hehehehe...”
Dan kami masih terus mengobrol sampai diluar masjid. Beliau teman ummi. Sejak sebelum ummi pindah ke papua dan kemudian menjadi tetangga ummi di Hidden Valley.
Aku berlanjut ke kampus. Menghubungi kembali bapak IP. Belum ada tanggapan. Kemudian mbak ketiga menghubungi lewat wasap. Kubilang juga belum ada tanggapan. Dimasjid seharian, dhuha, tilawah, ngetik nulis august story, rapikan laptop, sampai akhirnya pukul 12.28 ba’da dhuhur, beliau bilang untuk bertemu di kantornya 12.30. langsung kesana. Menuju gedung IP, sambil deg degan, karna tak bisa sedikitpun menerka apa yang akan dibahas. Menunggu sebentar disana, ada orang lain juga yang mencari beliau. Tak lama, aku menemuinya, tanpa basa basi, beliau menanyakan apa yang membuat proses skripsiku menjadi seperti ini, apa kendalanya. Bagaimana dengan kesempatan ini dan semangat baru ini. Beliau sangat yakin saya bisa menyelesaikan ini dengan baik. Dan kemudian dia menjelaskan prosedurnya, Sama seperti proses perpanjangan sebelumnya. Namun ini sedikit diluar agenda. Jatahku sampai februari 2017, itu berarti sebelum februari aku harus selesai semuanya. Ato dikeluarkan ato diminta mundur.
Aku pulang ke rumah dengan perasaan sedih, lemes, lapar. Meski tak tau apa penyebab sedihku itu. Ummi banyak bertanya, apa yang tadi dibicarakan, masihkah aku punya semangat. Meski tak ada lagi semangat menggebu, kuliah ini harus selesai. Cuma itu yang ada di pikiranku. Selesai kuliah. Aku memilih tidur kemudian, supaya tidak terlalu lemas. Sampai akhirnya ada yang membuka pintu kamar dengan sedikit kasar, “arep sholat ra!?” dan aku bangun. Setelah sholat ashar, aku baru sadar. Sudah pukul 5 sore, dan aku di rumah sendiri.
Ternyata adik pertama menjemput adik kedua. Ummi mriksain adik ketiga ke rumah sakit swasta dekat rumah. Sampai kemudian ba’da isya ummi menelpon. Adik ketiga opname. Kemudian adik pertama menyusul dengan membawa pakaian dan lain-lain. Menginap di rumah sakit dia.


August 26, 2016

Jumat pagi, setelah mengantar adik kedua sekolah, kuhabiskan sisa kemarin. Kenyang, enak. Kubilang ke ummi untuk nyusul tengok adik ketiga hari itu di pagi hari. Tapi ternyta aku teringat beberapa agenda. Aku ada tahfidz pagi ini.
Tahfidz hari itu aku hanya mengulang hafalan juz 30, hanya beberapa surat. Banyak yang lupa, banyak yang tidak lancar. Ustadzahnya sabar dan baik hati. Anaknya pun lucu begitu. Melihatku muraja’ah dia bisa tersenyum, tertawa, duduk di pangkuanku sambil ikut memegang  al Qur’an.  Ilmu agamaku bukan apa-apa, hafalanku sedikit sekali bisa dihitung dengan jari. Tapi aku ingin jadi baik. Ustadzah pernah bilang, komitmen, istiqomah itulah yang biasanya bikin susah menghafal dan tersendat sendat. Gunakan waktu subuh dan maghrib minimal 10 menit untuk hafalan.  Sayangnya belum kucoba. Waktupun terus merangkak hingga pukul 10.30. aku pulang, setelah melewati macet panjang. Untung aku pulang, kalo tidak bagaimana mengingatkan adik pertama untuk jumatan. Hehe..
Ba’da jumatan aku kembali ke kampus. Melakukan pembayaran spp dan skripsi. Mengecek hasil toefl juga. Dan langsung go to the hospital, setelah ummi nitip kacang mr.P dan regal.
Di rumah sakit, kulihat adik ketiga nampak lemas. Tapi dokter belum memastikan dia sakit apa. Diambil banyak darahnya untuk cek lab macam-macam. Ba’da ashar kemudian, kujemput adik kedua, dan langsung menuju rumah sakit lagi kemudian. Setelah makan malam, ngobrolin adik ketiga, ngobrolin macam-macam, ba’da isya aku dan adik kedua pulang. Dia harus sekolah besok.



August 27, 2016

Sabtu pagi, rencana KRPH tapi nggak jadi. Setelah mengantar adik kedua sekolah, aku betul-betul kepikiran dengan rumah. Belum nyapu, nge vacuum, cuci baju, lipetin, cuci piring, dan masih banyak pekerjaan rumah yang lain. Itu dulu yang aku bereskan. Dan kemudian ke rumah sakit lagi.
Malam itu dokternya kembali datang, masih belum tau penyakit apa yang adik ketiga ini alami. Setelah demam tinggi, muncul bintik-bintik merah di tubuhnya, disusul mata dan bibirnya juga ikut memerah. Ummi menduga itu campak, dokter bahkan tak tau, hanya bilang itu bukan campak. Kemudian disusul dokter kulih memerikasa adik ketiga, katanya itu alergi, virus, akan hilang dengan sendirinya. Sudah, begitu saja.
Dan abah menelpon ummi, mengabarkan hewan kurban yang di bogor tewas. Terlilit talinya sendiri. Heran saya, kenapa kakek nenek buru-buru sekali membeli kambing, bahkan agustus belum habis. Lalu pembicaraan beralih ke saya, bagaimana skripsi, bagaimana target, bagaiman proses. Ehm..... aku kembali deg-degan, dadaku sakit, pusing kepala ini. Lemas.
Hujan pun mengguyur jogja, deras, berangin, dan dingin. Tapi aku tetap kembali ke rumah, bukan bersama adik kedua, tapi dengan adik pertama. Sampai di rumah kami pun masih lanjut ngurusin cucian dan jemuran. Sampai 23.45 kami rampung melipat baju dan menjemur dan mencuci.


August 28, 2016

Minggu pagi jam 4 subuh aku sudah battle dengan beberapa kecoa yang tiba-tiba muncul di dapur. Sampai ujung-ujungnya manggil si adik pertama untuk buangin kecoak kecoak mati itu. Setelah beberes rumah; nyapu, nyuci piring, aku mandi. Siap-siap nyari sarapan pesenan ummi. Gudeg Bu marto yang letaknya di pasar karanggan. Sudah sangat familiar di lidah kami dari kecil. Itu masih satu satunya gudeg favoritku. Kemudian lanjut di pasar kranggan bagian jajanan pasar. Mencari kue mangkok, yang awalnya aku lupa namanya. Kutanya “ kue kukus warna pink, diwadahin daun.” “oh.. kue mangkok mbak? Maaf ini lagi kosong, biasanya kosong satu kosong semua. Nyoba yang lain aja mb.”
Dan aku meninggalkan TKP. Menuju adik pertama yang menunggu di motor. Kemudian akhirnya mencari jajanan di pinggir jalan. Ketemu jajanan di jalan gejayan. Tak ada kue mangkok. Beli risol, wajik, dan lain-lain. Kemudian ke rumah sakit lagi.
Siangnya, dokter kembali datang. Tanpa memeriksa adikku, hanya melihat data tadi pagi, kemudian bilang nggak kenapa-kenapa. Udah boleh pulang katanya. Dia bahkan nggak menyentuh adikku, aku heran. Adikku juga menjawab rasanya biasa aja, padahal kepadaku dia bilang masih lemas, aku juga heran. Saat ditanya dokter kapan ingin pulang, dia bilang sore ini. Lha, katanya masih lemes, kataku dan fikirku. Aku kembali heran. Tiga jam kemudian, surat-surat asuransi, obat, surat izin sudah kelar. Kami pulang. Questionnaire semestinya kami isi sejujur-jujurnya. Dan begitulah yang kami lakukan. Hehehe...

Alhamdulillah..... semua kembali sehat. Sehat terus yaaaa adiiiik.... ^_^


August 29, 2016 & August 30,2016

Selain key in thesis and compre, i did nothing.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar