I thought everything is going to be alright in the right
time. But, in the end i can not avoiding the guilty feeling; about how much
time that i wasted, about how much money that my parents spent, about my
parents and family feeling about my future. Even though i do not know what is
going to happen, let’s fight! Working hard till my bone aches, working hard
till my last blood drop, crying hard till difficult to breath. If that bad
things still happen, let’s think another way... later.. while always praying everything is alright,
while always praying that bad thing never come, while always being positive to
Allah SWT. Mudahkan segala urusan hamba yaaa Allah.. aamiin... ^_^
CERITA AGUSTUS 2016
August 15, 2016
Minggu pagi yang cerah sedikit mendung. Meski males rasanya
untuk keluar rumah, pada akhirnya keluar juga. Setelah sarapan kenyang, mandi
pagi, langsung cabut berangkat ke Superindo. Agenda hari itu adalah arisan,
yang saat itu temanya masak-masak gimbap, yang berujung bikin gimbap, mi
instant rasa kimchi pake sekaleng tuna, dan bibimbap ala intan juga ketambahan
lutis yang Hajar bawa. Kelompok arisan ini berawal dari ide si Hajar, yang
sebenernya intinya supaya bisa slalu ketemu stiap bulan. Sudah sekian bulan
arisan ini berjalan. Sudah belasan tahun pertemanan kami berjalan.
Inti dari saya ke Superindo itu adalah beli bahan-bahan
untuk memasak. Setelah saya menawarkan diri kalo saya akan bawa minyak wijen,
rumput laut dan mi. Sayangnya di superindo tidak menjumpai rumput laut yang
saya inginkan untuk membuat kimbap. Then, langsung cuss ke Mirota Kampus dekat
MAN 1, yang tadinya saya udah di Superindo jakal. Dimana sebenernya acara
arisan ini di rumah Teteh di jakal. Setelah dapet semuanya, langsung ke rumah Teteh.
Sebenernya tadinya saya pikir saya udah telat banget itu, bayanginnya udah pada
marah aja mereka. Eh, ternyata baru ada si Mita di rumah teteh... seneeeeng...
teteh and mita lagi motongin bayem. Sebenernya gaya saya dan gaya si mita
tentang bikin kimbap agak berbeda, akhirnya, jadilah Cuma suruh-suruhan, “sana
Mit itu telurnya,” ato “Ta, ini mau seberapa?” begitulah... hahahaha... dan itu
terus berlanjut sampai Banin datang. Semua nggak kerasa, bahkan teteh yang diam
tapi banyak kerja di dapur, bahkan sampai pada semuanya pulang, nggak kerasa. Capeknya
nggak kerasa. Masak-masak pun selesai, Tiara dan keluarga kecilnya juga sudah
sampai rumah teteh, setelah perjalanan begitu jauh dari imogiri menuju jakal. Yang
critanya tiara mau bikin video kita belanja dan masak-masak, akhirnya nggak
jadi. Tiara dan keluarga nyampenya siang, dan kami yang menunggu keburu lapar,
mau sedikit ngrekam ternyata kameranya juga batre abis.
Dan makan-makan dimulai, mulai dari makan kimbap (yang
rasanya berbeda dari yang saya buat),
kimchi ramyeon with tuna, bibimbap tanpa gochujang (yang sebenernya saya
kaget waktu di superindo mendapati gochujang ternyata mengandung alkohol), dan
lotis pedesnya hajar. Kocokan juga dimulai. Banin yang ngambil, dan yang
beruntung mendapatkan arisan bulan ini adalah rosi. Intinya, kita semua harus
transfer. Karena ini antara jogja dan kebumen.
Selain masak-masak, makan-makan, dan arisan, ada hal lain. Ketemu
mita yang aku ngrasa sebagai tempat untuk jaitin baju paling enak. Suka sama
jaitannya, tapi sayangnya dia nggak pernah mau bikinin baju. Gamisku sudah
jadi, simple sebenernya karna aku Cuma minta dikecilkan. Dan itung-itungan
pembayaran, karna dia sering banget nggak mau dibayar. Padahal aku jait di dia
udah banyak banget. Dan dia cerita, Mita akan ninggalin Jogja sekitar satu
tahun, berangkat september ini, balik jogja november depan. Dia menuju Aceh,
menjadi tenaga pengajar disana. Sedih, nggak percaya, aneh, dan masih nggumun. Dia
ini temen yang seringkali sepikiran tentang obrolan apapun kita, makanan,
tontonan, tempat nongkrong. Dia ini juga temen yang siap nge permak pakaianku
kapanpun dengan sistem bayar yang santai. Dia ini juga temen yang paling enggak
pernah ninggalin jogjakarta. Jadi, bagaimanapun dan apapun, sukses terus yaaaa
mit... profesi guru itu mulia nya dunia akhirat. Semangat mita.. fighting.. ^_^
Hal lain kedua adalah transaksi pembelian jillbab sama
tiara, aku pembeli dan tiara penjual. No problem here, tapi karena aku belinya
banyak banget, yang habisnya sampai satu juta-an, macem-macem warna, sekitar 12
macam warna dan 2 macam model jilbab. Sempet ditanya “untuk apa ta, beli banyak
banget?” “Cuma titipan ummi” kataku waktu itu. Dan ternyata sama ummi dipakai
untuk sendiri semua kerudung itu... ^_^
Dan begitulah profesi ibu rumah tangga, jualan, bisnis kalo bahasa
kerennya. Sembari mengurus dua anak yang masih kecil-kecil. Jadi teringat ummi
dulu, waktu aku masih kecil, waktu adikku baru satu, ummi juga punya bisnis,
tak jauh beda seperti tiara. Saat itu ummi jualan sprei, gorden, tupperware,
dan banyak yang lain. Perjuangan wanita, pengorbanan seorang ibu, luar biasa,
karena aku melihat sosok ummi, dan kini kulihat kawanku sendiri.
Pertemuan arisan ini ditutup dengan ngopy film dan drama. Setelah
mita pulang duluan karena mau packing, banin menyusul karena ada janji di
amplas, tiara dan keluarga kemudian karna rumahnya jauh, tinggallah aku dan
hajar yang masih bertahan di rumah teteh. Sembari nunggu hajar dijemput, kami
melanjutkan makan, dan ngopy film juga drama. Dan kemudian sepi, tinggal teteh
dan aku. Dan masalahku adalah klo sama teteh itu bisa tumpah, penting nggak
penting bisa aja keluar smua, tapi, lebih serunya lagi adalah dengerin kisahnya
yang macem-macem. Kali itu tentang perjalanan pertamanya menuju Australia, dari
deg-degannya visa nggak jadi, lamanya antri di imigrasi, dan waspadanya nyetir
di negeri orang, bahkan sampai ngedumelnya dalam hati. Ini ni, teteh. Klo crita
lengkap banget. Sampai kita sambil makan, sambil tiduran, sampai akhirnya mamah
papah teteh pulang, dan adzan isya berkumandang. Saatnya aku pulang ke rumah. Merindu
ummi, merindu adik-adik-adik.... ^_^
August 17, 2016
Selamat ulang tahun Indonesia !! di usia ke 71 semoga
Indonesia menjadi lebih baik, semakin maju, dan rakyat makmur.
Tadinya udah ada janji sama teteh untuk nonton 3 skrikandi
di Lippo mall rabu itu, 17 agustus 2016. Tapi kemudian aku ragu mall buka ato
nggak, sampai akhirnya aku batalkan dan justru ada agenda lain sama mbak-mbak
579. Dan agendanya itu juga di mall. Hartono mall. Aku bukan orang yang suka
main wahana-wahana sebenernya, bahkan untuk wahana paling tidak menakutkan jadi
bisa menakutkan. Tapi mbak-mbak ini, sepulang upacara bendera, yang kemudian
lanjut sarapan soto, sudah siap menungguku di fun world hartono mall. Inti dari
ke fun world sih mau nyobain roller coaster mini nya. Tetep aja yaa... takut
buat aku. Hahaha... waktu sampe, mbak-mbak berdua ini sudah menanti dan sudah
main beberapa games. Aku tinggal join, tanpa ikut patungan bayar buat main
(yang bikin aku nggak enak sekaligus alhamdulillah.. hhe.. :D ). Dari game kekuatan
yang mukul palu, naik ayunan yang kenceng, roller coaster mini, karaoke,
mukulin hantu yang keluar dari lobang, sampai mancing. Dimainin semuanya. Sampai
akhirnya terkumpul 62 tiket. Yang saat ini masih kubawa dan kupegang. Setelah main-main
cukup lama yang terasa sebentar, kami mencari atm. Butuh uang cash soalnya,
hehehe... tapi kemudian berhenti di sebuah toko alat pijat. Kursi pijat, alas
duduk pijat, alat pijat kaki. Itu gara-gara mbak ke dua yang menawari untuk
pijat gratis, dengan semacam kartu yang dia punya. Ternyata karna mamanya
kemaren habis beli di situ. Alhamdulillah aku nyoba hal baru saat itu. Biasanya
kalo di rumah pijat ikan hiu, di mall pijat kaki, pijat lutut, pake alas kursi
pijat yang terasa di punggung, bokong, leher, kepala. Wuuuiiiiiiiiih............
uenak betuuuuuullllll...... enak tenan wis... lebay sih, tapi beneran. Sebanding
lah yaa sama harga alat-alat itu yang jutaan.. Subhanallah... aku pengen beli. Hehehe...
rasanya tu kayak digelitik, tapi lembut kuat. Hm.... gimana ya deskripsikannya.
Nyoba sendiri tu emang lebih enak daripada Cuma diceritain. Klo disana Cuma mau
nyoba thok boleh kok, tanpa harus beli. Bayar kayaknya, tapi gak mahal. tetep
aja pijetan ummi and ammar lebih sakit, kuat, mantep. Setelah pijetan enak,
kami pun lanjut untuk makan siang, karna KFC belum ada di Hartono Mall, maka
berlanjut ke tempat kita biasa menutup perjumpaan, Bee’s. Kita berpindah ke
Galeria mall untuk lunch di Bee’s. Karna kami naik motor sendiri-sendiri, maka
kami langsung jumpa disana. Dalam perjalanan menuju Gale, saya berhenti di dua
tempat; atm niaga dan masjid Nurul ashri.
Pemandangan bukan asing sebenernya ketika mampir sholat
dhuhur di masjid tersebut. Tapi, cukup mengena. Banyaaaak banget santri yang
masih kecil-kecil, skitar SD dan SMP ada disana. Tahfidzul Qur’an, muraja’ah,
banyak yang tertidur dari lelahnya hafalan. Tertidur yang berpahala, keramaian
yang menenangkan. Jadi ingat masa lalu, ketika masih di asrama, dua jam
pelajaran tahfidz, stiap lima menit minimal satu ayat. Rasanya sampai haus
banget, ngantuk banget. Dan ustadzah gak pernah nglarang untuk minum dulu,
istirahat dulu. Herannya, setelah gede begini, saya baru nyadar, “kok dulu
nggak pernah kepikiran untuk nyalip hafalan temen-temen ya? Kali aja dengan
rasa kompetitif itu bikin hafalan jadi lebih banyak.” Tapi, aku seneng dengan
rasa tidak kompetitif yang aku punya. Santai aja hidup gitu. Hehehe... meski
terkadang nampak aneh bagi sebagian orang. Dan perjalanan menuju gale
berlanjut.
Langsung antri di Bee’s. Sebelumnya karena parkiran gale
selalu penuh, jadilah parkir di pinggir jalan yang rame banget itu. Balik ke
Bee’s, cheesey cheese yang aku pengenin stocknya kosong, akhirnya pesen korean
beef bulgogi. Enaaaak.... dan kami berkisah macam-macam. Aku crita udah punya
pekerjaan, tinggal nunggu masuk kerja oktober nanti. Tapi skripsi belum kelar
juga. Lalu kami ngebahas kado baby untuk mbak ke dua, ngomongin tempat pizza
yang kami baru tau keberadaannya. Dan begitulah, kisah terus mengalir,
bergantian berkisah, bersama-sama mendengarkan. Ternyata sembilan bulan waktu
yang cukup lama. Sampai di hari kemerdekaan kita bisa jumpa lagi, hangout
bareng-bareng lagi. Setelah sekian lama. Perjalanan di gale kami akhiri dengan
mbak pertama harus pulang lebih dulu. Rumahnya juauuuuuuuh bangeeeet..... yang
tadinya kami bertiga mau pamit-pamitan, mau sama-sama pulang, akhirnya mbak
pertama pulang duluan. Karena aku kepengen ngicipin jumong. Hahaha... aku dan
mbak ketiga pun kembali masuk ke gale, muter-muter nyari kamar mandi, juga
nyariin jumong. Yang ternyata jumong itu eskrim yang dimasukkin ke adonan
roti/pancake/leker empuk yang bentuknya ikan. Enak sih klo di mulutku. Hahaha...
makan jumong di pinggiran kolam ikan indoor di gale itu ternyata bernuansa
nyantai banget yaa.. baru nyadar, sambil crita-crita tentang hidup, keluarga,
sampai drama. Jumongku akhirnyahabis. Dan kami memutuskan untuk karaoke. Happy puppy.
Setelah beberapa pertimbangan happup mana kita akan tuju, akhirnya diputuskan
untuk kembali ke hartono mall. Kita ke happup hartono mall, yang ternyata aku
baru tau karena baru pertama kali kesana, di happup sana cenderung lebih sepi. Suka
aku jadinya. Hahaha... mbak ketiga nyanyi lagu ballad, slow, dan aku milih lagu
big bang, kat dahlia. Haha... setelah seharian hangout bareng 579, seneng
rasanya. Dan maghribpun menutup perjumpaan kami hari itu. Seneeeeng..... ^_^
August 18, 2016
Siang itu hapeku berdering, saat aku sedang begitu ngantuk,
males ngangkat, feeling udah nggak enak soalnya. Tapi berdering lagi, saat aku
nyaris tertidur, tetap kuabaikan. Namun, kembali berdering, saat aku berada
diawal mimpu. Kuangkat, pada deringan ketiga itu akhirnya kuangkat telepon itu.
Kakakku ternyata. Aku tidak begitu ingat apa yang kami obrolkan waktu itu. Tapi
ketika ia menanyakan kabar tugas akhirku, seketika aku menangis. Dia berasumsi
bahwa aku nggak lagi serius mengerjakan skripsi karna aku sudah dapat
pekerjaan. Padahal, bukan itu. Meskipun tidak ku ucapkan lewat kata-kata,
otakku bicara. “bukan begitu kakak, aku nyari kerja karna aku hilang percaya
diri jadi sarjana, aku nyari kerja karna udah nggak yakin bisa menyelesaikan,
aku nyari kerja karna nggak mau lagi minta-minta ke ummi abah di usiaku yang
tak lagi muda. Aku tua. Terlalu tua untuk terus mengemis ke orang tua. Aku 25
menuju 26. Belum lulus kuliah, belum menikah. Satu-satunya hal yang bisa
dilakukan itu nyari uang”. Itu satu-satunya yang ada di pikiranku ketika
mendaftar di sebuah perusahaan. Dan itu yang ingin kusampaikan. Aku nggak mau
berekspetasi akan apapun: Tentang masa depanku, tentang cinta, bermimpi pun aku
tak berani. Go with the flow aja gak papa kan?
Dan telpon dari kakakku kuputus.
Setelah itu, aku nangis seharian.
August 19, 2016
Malam itu hape kembali berdering. Telpon dari abah. Kuangkat,
bicara, seperti biasanya. Kupikir seperti yang lalu-lalu, abah menelpon ke hape
kami, ujung-ujungnya nyari ummi untuk bicara. Karna hape ummi terkadang tidak
bisa dihubungi. Tapi ternyata bukan.
Abah sengaja menelpon ke hapeku karna memang ingin bicara
denganku. Terkait hal yang sama dengan yang kakakku katakan. Kuliah, skripsi,
tugas akhir. Dan lagi, aku Cuma bisa nangis, sakingnya aku cengeng, tapi saat
abah nelpon, aku betul-betul nggak bisa mikir apa-apa. Kemarin kakakku ngasih
semangat, supaya aku bisa kembali bertanggung jawab. Kali itu abah ngasih
harapan, karna sebenenrnya masih bisa diusahakan. “Mau lanjut? Ato nyerah yang
berarti drop out?” itu kata abah. Lanjut. Bismillah.
The most difficult and hardest one is manage my emotion and
managing my mood. So sad... i’m so sad... L
again, nangis seharian. Menyadari selama ini ummi abah nggak begitu
ngejar-ngejar, yang selama ini aku merasa mereka hanya mengingatkan,
menyemangati, dan percaya. Baru kali ini aku merasa dikejar. Terutama oleh
waktu, aku yang menua, skripsi yang harus diselesaikan. Let me cry.
August 20,2016
Sabtu sore yang hatiku masih dirudung rasa bersalah. Ummi masak-masak.
Dari bikin adonan semacam roti tawar, roti isi abon, roti ini coklat, roti isi
pisang, sampai bikin pizza.. dengan oven sekecil itu, dengan masakan sebanyak
itu. capek banget hari itu. Tapi karna rasanya enak, jadinya suka... aku tak
lagi begitu sedih. Tapi bibirku masih bungkam. Dilanjutkan adik pertama dan
ketiga bikin es krim malam itu. Enakkkk... nggak sabar.
Dan aku tidur paling akhir, setengah dua belas malam, di
malam minggu. Dengan berbagai pikiran berkecamuk, dengan segala macam emosi
tertahan. Tapi aku berhasil. Untuk bersikap tak ada apa-apa.
Aaugust 21, 2016
Minggu pagi, lelah betul-betul terasa. Pegel-pegel ini badan
rasanya. Ummi masih lanjut masak-masak hari itu. Bikin seblak puedes banget,
bkin tahu bulat, dan isian untuk samosa. Seru sih... kenyang juga sih... meski
masih banyak hal mengganjal. Maafkan saya, ummi abah.... this kind of things
should not be happened. I’m sorry. Really sorry. :(
August 22, 2016
Senin pagi yang hawanya lemes banget. Tiba-tiba, dengan ummi
masih mengenakan mukena selepas sholat subuh, dengan perlahan berkata, “Int,
kata abah perlu untuk ketemu dekan. Minta perpanjangan waktu. Bulan depan mulai
DO. Dan mbak ketiga udah nyoba ngomong sama bapaknya itu. Brarti mbak ketiga
sayang and perhatian lho int. Trus nanti biar abah nelpon dari papua.” Aku
terdiam. Sebenernya aku bingung, ada apa dengan mbak ketiga ini sampe ada
namanya disebut ummi abah. Seketika, perasaan bersalah menyelimuti. Aku diam
hari itu, takut salah bicara, takut menyakiti, takut menyinggung. Entah kepada
siapa.
Kumulai wasap ku ke mbak ketiga dengan pertanyaan wajar,
“hari ini ada agenda apa mbak?”
“di kampus aja dek, tpi fleksibel waktunya. Kenapa dek?”
balasnya.
“hm.. mbak.. aku perlu ngadep dekan ya mbak? Minta waktu
gitu.” Tanyaku ragu, sungguh ragu, dalam posisi hati ini kalut.
“buat ngomongin studimu ya dek? Ngadepnya ke IP nduk bukan
pak dekan.”
“IP ? tadi pagi ummi bilang aku perlu ngadep dekan. Minta
perpanjang 1 semester. Dan abah juga perlu nelpon dekan. Sakjane aku bingung.
Emang beneran bisa mbak? Kupikir gak ada harapan, DO ya udah DO aja.” Jawabku
panjang, penuh ragu, bingung, dan gk percaya.
Obrolan kami berlanjut.
“bukan pak dekan dek, tapi IP. Kejauhan kalo ke pak dekan..
bisa dek, kemari aku ketemu bapaknya yang di IP, ngobrolin kamu.. dan beliau
bilang kalo kayak kasusmu, itu pasti bisa dibantu dengan kasih extension 1 smstr, soalnya kan kamu tinggal skripsi
aja. Ayo nduk ngadep bapaknya nanti kutemenin kalo perlu...”
Dan aku nangis. Lagi. Setelah bincang dengan kakakku,
setelah bincang dengn abah, kali ini bincang dengan mbak ketiga, yang bahkan
nggak ada hubungan darah. Bercampur semua. Haru, terharu, juga merasa bersalah
karena ternyata persoalan skripsiku merepotkan banyak pihak. Awalanya aku
pasrah, Sejak ramadhan tahun ini. Yang mana aku sangat sadar waktuku di kampus
hanya sampai september dengan toefl belum 570 juga dengan literatur review yang
nggak juga kelar. Rencana awalku membiarkan diriku di DO, tanpa bilang orang
tua. Yang sebenernya nggak mungkin juga orang tua nggak tau.
Berawal dari perbincangan abah yang kemudian disusul mbak
ketiga. Aku merasa mulai ada harapan. Kesempatan baru, meskipun sebentar tapi
kuharap cukup. Mengejar semua: toefl, skripsi, kompre, pendadaran.
Dan aku masih penasaran.
“kok ummi abah bisa tau mbak, klo mbak ketiga habis ketemu
bapaknya IP?”
“hehe.. aku memang yang bilang ke abah dek soal itu..”
“lha mbak ketiga tau nomer abah darimana?”
“dari adik pertamamu dek...”
Dan aku mikir lagi. Adikku bahkan terlibat. Dan aku bukan
kakak yang baik, yang bisa memberi contoh. Buka puasa senin itu.. tak juga
mengembalikan tenagaku.
August 23, 2016
Selasa. Tidak sedang puasa. Dan merasa sangat lapar. Pulang
nganter skolah adik kedua, aku langsung makan. Lupa aku sarapan apa waktu itu.
Tapi betul-betul sangat kenyang. Sampai akhirnya jam ba’da dhuha aku tertidur.
Dan dzuhur pun segera menjelang. Ummi mulai bertanya kapan aku ke kampus? Kapan
aku bertemu IP? Abah udah nanyain ummi terus dan sudah nelpon beliau.
Setengah merasa bersalah, setengah sedih aku langsung mandi.
Langsung cuss ke kampus saat itu juga. Gedung IP sepi. Adzan dhuhur
berkumandang di masjid FE ini. Sholat berjamaah setelah sekian lama. Menenangkan
hati, ngilangin berbagai macam pikiran aneh-aneh. Kemudian aku sms bapak IP
tersebut. Ternyata beliau tidak di kampus hari selasa dan rabu ini. Aku diminta
meng-sms beliau lagi di hari kamis.
Diam sejenak.
Aku pulang. Membawa es coklat susu dan milkshake taro.
Khawatir ditanya-tanya ummi abah. Aku merasa mulai takut, dengan pertanyaan
yang tertuju untukku.
August 24, 2016
Rabu pagi. Pulang nganterin sekolah adik kedua, langsung
makan gethuk pesanan ummi. Tak lama, ngosek kamar mandi sampai capek. Haha..
lebay.. dan tertidur sampai jam 11 siang. Ba’da dhuhur aku ada janji sama
teteh. Setelah membatalkan yang tanggal 17 kemarin. “o.. yeee.. nonton winter
in tokyo hari ini”.. itu yang ada di pikirku. Aku datang ke JCM hari itu cukup
terlambat. Lebih molor dari waktu yang dijanjikan. Teteh sudah menunggu disana.
Begitu kami beli karcis tiket, ternyata winter in tokyo sudah berubah jam
tayang hari itu. Semula yang kita kira akan tayang jam 2 siang, ternyata malah
mundur jadi jam 4 sore. Kecewa aku, sedih, sebel. Semestinya kan paginya aku
cek lagi tentang jam tayang, soalnya suka berubah sewaktu-waktu.
Dan Secret Life of Pets yang menjadi pilihan kami. 3D.
Setelah teteh menawarkan movie yang berjudul lights out, yang itu film horor
serem. Dan kemudian kami menunggu satu jam. Bukan waktu yang lama ternyata
untuk ngobrol. Dari ngobrolin pasangan orang asing, kehidupan teteh di
Malaysia, liburan teteh di Australia, kehidupan adeknya teteh di Prancis,
arisan, temen-temen f2j smua diomongin. Sampai-sampai ngobrolin hal nggak
penting seperti “mall mana yang belum pernah teteh singgahi?” hehehe...
Dan waktu menunjukkan 14.30 WIB artinya teater 2 sudah
dibuka. Pertama kali ini buat saya nonton bioskop 3D. Begitu masuk ternyata ada
begitu banyak anak-anak, pasangan-pasangan, juga keluarga. Rame pokokknya...
Seketika sebelum bioskop dimulai, saat lampu sudah
dipadamkan, aku ngrasa seperti ada anak kecil perempuan berdiri didekat pintu
exit dengan dress warna merah. Memandang ke arah kami penonton. Semula tak acuh.
Kuperhatikan nampak tidak ada apa-apa, tidak kuperhatikan justru seperti muncul
di ekor mata. Dalam gelap.
Secret Life of Pets 3D berakhir. Setelah banyak tawa dan
tegang. Lampu mulai menyala. Ternyata sosok gadis kecil ber dress merah itu
tidak ada. Hanya imajinasi. Karna ternyata sosok merah itu adalah tabung
pemadam kebakaran. Hahahaha....
Pertemuanku dengan teteh cukup sekian, berpisah di 16.30
WIB. Teteh mampir Hypermart nyari teri, aku jemput adik kedua. Juauh....
banget...
August 25, 2016
Kamis, saur sendiri. Hati terasa tiba-tiba sepi. Hari itu
tidak nganterin adik kedua ke sekolah. Adik pertama yang mengantar. Mumpung.
Aku bisa ke KRPH.
Di akhir pengajian, ketika aku menulis absen, tanpa sadar,
ada yang menoleh kearahku, menatapku sesaat kemudian, “oh, intan!”dengan
nadanya yang terkejut. “daritadi duduknya sampingan ternyata. Untung taunya
barusan yaa.. kalo enggak nanti kita malah ngobrol.”
“iya.” Jawabku sambil pringas pringis.
“ummi mana? Ngapain di rumah?”
“adik ketiga masuk angin, sejak senin. Jadi ya gak bisa
kemana-mana bu. Di rumah aja.” Jawabku seadanya.
“gimana kuliah? Udah wisuda?” tanyanya. Dan jleb, jleb.
Ngena lagi ini hati.
“hehe.. belum. Masih proses menuju wisuda.” Jawabku sambil
mringis.
“siapa yang nganter jemput adek kedua dan ketiga.”
“saya sama adik pertama.”
“kenapa nggak sekalian?”
“klo lagi ada adek pertama dan lagi memungkinkan untuk
nyetir mobil biasanya langsung sekalian.”
“lha kamu belum bisa nyetir? Bisa paling Cuma nggak berani
kan?”
“hehehehe...”
Dan kami masih terus mengobrol sampai diluar masjid. Beliau
teman ummi. Sejak sebelum ummi pindah ke papua dan kemudian menjadi tetangga
ummi di Hidden Valley.
Aku berlanjut ke kampus. Menghubungi kembali bapak IP. Belum
ada tanggapan. Kemudian mbak ketiga menghubungi lewat wasap. Kubilang juga
belum ada tanggapan. Dimasjid seharian, dhuha, tilawah, ngetik nulis august
story, rapikan laptop, sampai akhirnya pukul 12.28 ba’da dhuhur, beliau bilang
untuk bertemu di kantornya 12.30. langsung kesana. Menuju gedung IP, sambil deg
degan, karna tak bisa sedikitpun menerka apa yang akan dibahas. Menunggu
sebentar disana, ada orang lain juga yang mencari beliau. Tak lama, aku
menemuinya, tanpa basa basi, beliau menanyakan apa yang membuat proses
skripsiku menjadi seperti ini, apa kendalanya. Bagaimana dengan kesempatan ini
dan semangat baru ini. Beliau sangat yakin saya bisa menyelesaikan ini dengan
baik. Dan kemudian dia menjelaskan prosedurnya, Sama seperti proses
perpanjangan sebelumnya. Namun ini sedikit diluar agenda. Jatahku sampai
februari 2017, itu berarti sebelum februari aku harus selesai semuanya. Ato
dikeluarkan ato diminta mundur.
Aku pulang ke rumah dengan perasaan sedih, lemes, lapar.
Meski tak tau apa penyebab sedihku itu. Ummi banyak bertanya, apa yang tadi
dibicarakan, masihkah aku punya semangat. Meski tak ada lagi semangat menggebu,
kuliah ini harus selesai. Cuma itu yang ada di pikiranku. Selesai kuliah. Aku
memilih tidur kemudian, supaya tidak terlalu lemas. Sampai akhirnya ada yang
membuka pintu kamar dengan sedikit kasar, “arep sholat ra!?” dan aku bangun.
Setelah sholat ashar, aku baru sadar. Sudah pukul 5 sore, dan aku di rumah
sendiri.
Ternyata adik pertama menjemput adik kedua. Ummi mriksain
adik ketiga ke rumah sakit swasta dekat rumah. Sampai kemudian ba’da isya ummi
menelpon. Adik ketiga opname. Kemudian adik pertama menyusul dengan membawa
pakaian dan lain-lain. Menginap di rumah sakit dia.
August 26, 2016
Jumat pagi, setelah mengantar adik kedua sekolah, kuhabiskan
sisa kemarin. Kenyang, enak. Kubilang ke ummi untuk nyusul tengok adik ketiga
hari itu di pagi hari. Tapi ternyta aku teringat beberapa agenda. Aku ada
tahfidz pagi ini.
Tahfidz hari itu aku hanya mengulang hafalan juz 30, hanya
beberapa surat. Banyak yang lupa, banyak yang tidak lancar. Ustadzahnya sabar
dan baik hati. Anaknya pun lucu begitu. Melihatku muraja’ah dia bisa tersenyum,
tertawa, duduk di pangkuanku sambil ikut memegang al Qur’an.
Ilmu agamaku bukan apa-apa, hafalanku sedikit sekali bisa dihitung
dengan jari. Tapi aku ingin jadi baik. Ustadzah pernah bilang, komitmen,
istiqomah itulah yang biasanya bikin susah menghafal dan tersendat sendat.
Gunakan waktu subuh dan maghrib minimal 10 menit untuk hafalan. Sayangnya belum kucoba. Waktupun terus
merangkak hingga pukul 10.30. aku pulang, setelah melewati macet panjang.
Untung aku pulang, kalo tidak bagaimana mengingatkan adik pertama untuk
jumatan. Hehe..
Ba’da jumatan aku kembali ke kampus. Melakukan pembayaran
spp dan skripsi. Mengecek hasil toefl juga. Dan langsung go to the hospital,
setelah ummi nitip kacang mr.P dan regal.
Di rumah sakit, kulihat adik ketiga nampak lemas. Tapi
dokter belum memastikan dia sakit apa. Diambil banyak darahnya untuk cek lab
macam-macam. Ba’da ashar kemudian, kujemput adik kedua, dan langsung menuju
rumah sakit lagi kemudian. Setelah makan malam, ngobrolin adik ketiga,
ngobrolin macam-macam, ba’da isya aku dan adik kedua pulang. Dia harus sekolah
besok.
August 27, 2016
Sabtu pagi, rencana KRPH tapi nggak jadi. Setelah mengantar
adik kedua sekolah, aku betul-betul kepikiran dengan rumah. Belum nyapu, nge
vacuum, cuci baju, lipetin, cuci piring, dan masih banyak pekerjaan rumah yang
lain. Itu dulu yang aku bereskan. Dan kemudian ke rumah sakit lagi.
Malam itu dokternya kembali datang, masih belum tau penyakit
apa yang adik ketiga ini alami. Setelah demam tinggi, muncul bintik-bintik
merah di tubuhnya, disusul mata dan bibirnya juga ikut memerah. Ummi menduga
itu campak, dokter bahkan tak tau, hanya bilang itu bukan campak. Kemudian
disusul dokter kulih memerikasa adik ketiga, katanya itu alergi, virus, akan
hilang dengan sendirinya. Sudah, begitu saja.
Dan abah menelpon ummi, mengabarkan hewan kurban yang di
bogor tewas. Terlilit talinya sendiri. Heran saya, kenapa kakek nenek buru-buru
sekali membeli kambing, bahkan agustus belum habis. Lalu pembicaraan beralih ke
saya, bagaimana skripsi, bagaimana target, bagaiman proses. Ehm..... aku
kembali deg-degan, dadaku sakit, pusing kepala ini. Lemas.
Hujan pun mengguyur jogja, deras, berangin, dan dingin. Tapi
aku tetap kembali ke rumah, bukan bersama adik kedua, tapi dengan adik pertama.
Sampai di rumah kami pun masih lanjut ngurusin cucian dan jemuran. Sampai 23.45
kami rampung melipat baju dan menjemur dan mencuci.
August 28, 2016
Minggu pagi jam 4 subuh aku sudah battle dengan beberapa
kecoa yang tiba-tiba muncul di dapur. Sampai ujung-ujungnya manggil si adik
pertama untuk buangin kecoak kecoak mati itu. Setelah beberes rumah; nyapu,
nyuci piring, aku mandi. Siap-siap nyari sarapan pesenan ummi. Gudeg Bu marto
yang letaknya di pasar karanggan. Sudah sangat familiar di lidah kami dari
kecil. Itu masih satu satunya gudeg favoritku. Kemudian lanjut di pasar
kranggan bagian jajanan pasar. Mencari kue mangkok, yang awalnya aku lupa
namanya. Kutanya “ kue kukus warna pink, diwadahin daun.” “oh.. kue mangkok
mbak? Maaf ini lagi kosong, biasanya kosong satu kosong semua. Nyoba yang lain
aja mb.”
Dan aku meninggalkan TKP. Menuju adik pertama yang menunggu
di motor. Kemudian akhirnya mencari jajanan di pinggir jalan. Ketemu jajanan di
jalan gejayan. Tak ada kue mangkok. Beli risol, wajik, dan lain-lain. Kemudian
ke rumah sakit lagi.
Siangnya, dokter kembali datang. Tanpa memeriksa adikku,
hanya melihat data tadi pagi, kemudian bilang nggak kenapa-kenapa. Udah boleh
pulang katanya. Dia bahkan nggak menyentuh adikku, aku heran. Adikku juga
menjawab rasanya biasa aja, padahal kepadaku dia bilang masih lemas, aku juga
heran. Saat ditanya dokter kapan ingin pulang, dia bilang sore ini. Lha,
katanya masih lemes, kataku dan fikirku. Aku kembali heran. Tiga jam kemudian,
surat-surat asuransi, obat, surat izin sudah kelar. Kami pulang. Questionnaire
semestinya kami isi sejujur-jujurnya. Dan begitulah yang kami lakukan.
Hehehe...
Alhamdulillah..... semua kembali sehat. Sehat terus yaaaa
adiiiik.... ^_^
August 29, 2016 & August 30,2016
Selain key in thesis and compre, i did nothing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar